Selasa, 09 Maret 2010

Sistem Informasi Tanah

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Suatu hal yang tidak dapat dipungkuri pada saat ini yakni stigma tentang pelayanan pertanahan dengan efek yang menyertainya adalah masalah yang harus menjadi tantangan bagi semua insan pertanahan. Sikap masyarakat semakin kritis dalam menyikapi setiap bentuk pelayanan apapun, terutama yang berkaitan pelayanan publik. Pelayanan yang memadai adalah hak mereka dalam menuntut pertanggungjawaban publik yang mestinya diterima. Sebagian menganggap bahwa itu adalah suatu hal wajar, sebagian lain beranggapan tidak terlayani asal urusan dapat selesai , itu sudah cukup. Disisi lain, sebagian aparat beranggapan bahwa menjalankan pelayanan ala bussiness as usual sepanjang masyarakat tidak komplain (baca: marah-marah) adalah rutinitas yang biasa dijalankan. Kita lupa bahwa salah satu pencapaian trust building -bagaimana cara merebut simpati- dapat diperoleh dengan menyenangkan mereka. Apapun, bagaimanapun kondisinya, itulah tantangan yang harus dilayani dan dihadapi. Karena itulah rutinitas yang sudah, sedang dan akan dihadapi.

Berbagai bentuk pelayanan yang dapat diberikan kepada masyarakat, bahasa verbal, bahasa tubuh, suasana ruangan, kecekatan dan kecepatan dansebagainya. Salah satu hal yang menjadi materi pelayanan adalah penyampaian data dan informasi. Kejelasan, kelengkapan dan transparansi merupakan salah satu kunci utama dalam pencapaian bentuk pelayanan yang menjadi harapan masyarakat. Pelayanan pertanahan adalah pelayanan tentang informasi, karena yang ‘dijual' adalah database yang ada di kantor untuk disampaikan, dilegitimasi oleh pejabat yang berwenang sehingga masyarakat mempunyai kepastian terhadap suatu aset yang dimiliki.

Kemajuan teknologi, dengan berbagai ‘peripheral'nya, mau tidak mau suka tidak suka berada dan mempengaruhi pola kerja dan pola kebiasaan manusia. Kehilangan handphone lebih berharga daripada kehilangan dompet, merupakan salah contoh betapa penggunaan teknologi sangat berpengaruh pada mindset pengguna-nya. Adalah hal yang bodoh apabila kesempatan seperti ini tidak digunakan untuk menunjang peningkatan kinerja, khususnya yang berkaitan dengan penyampaian ‘jualan' data dan informasi.

Merujuk pada Peraturan Kepala BPN nomor 3 tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, terdapat perubahan yang cukup monumental menyangkut tugas-tugas pertanahan. Selain tugas dan fungsi utama yang tertuang dalam regulasi sebelumnya (Keputusan Kepala BPN nomor tahun 1988) terdapat perluasan kewenangan yang cukup significan yaitu adanya kebijakan dalam penilaian tanah, pengelolaan tanah terlantar dan pemberdayaan masyarakat di bidang pertanahan. Hal ini bertujuan untuk lebih mengoptimalkan tugas-tugas yang diemban oleh BPN dalam mengelola sumber daya alam, khususnya bidang-bidang tanah dan masalah-masalah pertanahan, seperti yang yang dimanatkan dalam UUD 45, yaitu untuk sebesar-sebarnya kemakmuran masyarakat Indonesia.

Berbagai macam latar belakang yang penulis kemukan mengenai Sistem Informasi pertanahan ini di karenakan adanya ketertarikan penulis dalam menulis makalah ini serta sebagai Pelengkap tugas dalam Mata kuliah kebijakan dan administrasi pertanahan.

B. RUMUSAN MASALAH.

Dari Latar Belakang masalah tersebut maka dapat di tarik sebuah kesimpulan dimana,adanya rumusan masalah di anataranya yaitu.

1) Bagaimana pengertian Sistem sendiri dan penjabarannnya.

2) Bagaimana pengertian informasi sendiri.

3) Bagaimana pengertian system informasi.

4) Bagaimana pengertian dari pertanahan atau sering disebut dengan administrasi pertanahan.

5) Bagiamana pengertian dari system informasi pertanahan sendri serta kiatannya dalam masyrakat.

C. TUJUAN DARI PENULISAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya adanya sebagia berikut:

1. Mengetahui permasalahan yang terjadi.

2. Sebagai Tugas Dalam mata kuliah kebijakan dan admnistrasi pertanahan.

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Pengertian Sistem.

Dalam mengetahui mengenai pengertian sisitem ada beberapa pengertaian nya dimana dalam pengertiannya suatu Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini dapat dicontohkan yakni system akuntasi maupun system pertanahan sediri.

Ada bebrapa para ahli dalam pengertian system ini diantaranya yaitu.

1. Ludwig Von Bartalanfy

Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan

2. Anatol Raporot

Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain.

3. L. Ackof

Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri

dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.

Syarat-syarat sistem :

  1. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan masalah.
  2. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.
  3. Adanya hubungan diantara elemen sistem.
  4. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih penting dari pada elemen system
  5. Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen.

Secara garis besarnya system sebenarnya dibagi dalam daua pembagian, diantaranya yaitu.

Sistem fisik ( physical system ) :

Kumpulan elemen-elemen/ unsur-unsur yang saling berinteraksi satu sama lain secara fisik serta dapat diidentifikasikan secara nyata tujuan-tujuannya.

Contoh :

- Sistem transportasi, elemen : petugas,mesin, organisasi yang menjalankan transportasi

- Sistem Komputer, elemen : peralatan yang berfungsi bersama sama untuk menjalankan pengolahan data.

Sistem abstrak ( abstract system) :

Sistem yang dibentuk akibat terselenggaranya ketergantungan ide, dan tidak dapat diidentifikasikan secara nyata, tetapi dapat diuraikan elemen-elemennya. Contoh : Sistem Teologi, hubungan antara manusia dengan Tuhan.

Model sistem sederhana

input proses output

Contoh :

- Program perhitungan basic kita masukkan, setelah dijalankan kita dapatkan hasilnya Misalnya dalam badan pertanahan indonesia.

- Data mahasiswa (nama, nilai) diproses menjadi daftar nilai semester (berupa laporan). Analisis dan Perancangan Sistem Halaman 3 dari 9

Sistem dengan banyak input dan output

Input1 Output 1

Input2 Proses Output 2

Input n Output n

Contoh : masukannya banyak, keluarannyapun banyak.

Dari dua system tersebut, system juga mempunyai karakter masing-masing diantaranya

Karakteristik Sistem

a. Organisasi

b. Interaksi

c. Interdependensi

d. Integrasi

e. Tujuan pokok

a. Organisasi

Berdasarkan karakterisitik system diatas maka dapat diketahui bahwa organisasi adalah Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Pengertian Pengorganisasian.

Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen, Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.Znaniecki menyatakan bahwa masyarakat merupakan suatu sistem yang meliputi unit biofisik para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis tertentu selama periiode waktu tertentu dari suatu generasi. Dalam sosiology suatu masyarakat dibentuk hanya dalam kesejajaran kedudukan yang diterapkan dalam suatu organisasi. (FZnaniecki, 1950, p. 145), sedangkan yang dimaksud dengan Intereaksi meruapakan Saling keterhubungan antara bagian yang satu dengan lainnya.

Klasifikasi Sistem

Dalam sebuah system juga mempunyai karakteristik masing adapun karakteristik system yaitu.

A. Deterministik Sistem

Sistem dimana operasi-operasi (input/output) yang terjadi didalamnya dapat ditentukan/ diketahui dengan pasti.

Contoh :

- Program komputer, melaksanakan secara tepat sesuai dengan rangkaian instruksinya.

- Sistem penggajian.

  1. Probabilistik Sistem

Sistem yang input dan prosesnya dapat didefinisikan, tetapi output yang dihasilkan tidak dapat ditentukan dengan pasti; (Selalu ada sedikit kesalahan/penyimpangan terhadap ramalan jalannya sistem).

Contoh :

- Sistem penilaian ujian

- Sistem pemasaran.

C. Open Sistem

Sistem yang mengalami pertukaran energi, materi atau informasi dengan lingkungannya. Sistem ini cenderung memiliki sifat adaptasi, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga dapat meneruskan eksistensinya.

Contoh :

Sistem keorganisasian memiliki kemampuan adaptasi.(Bisnis dalam menghadapi persaingan dari pasar yang berubah. Perusahaan yang tidak dapat menyesuaikan diri akan tersingkir).

D. Closed Sistem

Sistem fisik di mana proses yang terjadi tidak mengalami Pertukaran materi, energi atau informasi dengan lingkungan di luar Sistem tersebut. Contoh : reaksi kimia dalam tabung berisolasi dan tertutup.

E. Relatively Closed Sistem

Sistem yang tertutup tetapi tidak tertutup sama sekali untuk menerima pengaruh-pengaruh lain. Sistem ini dalam operasinya dapat menerima pengaruh dari luar yang sudah didefinisikan dalam batas-batas tertentu . Contoh : Sistem komputer. (Sistem ini hanya menerima masukan yang telah ditentukan sebelumnya, mengolahnya dan memberikan keluaran yang juga telah ditentukan sebelumnya. Tidak terpengaruh oleh gejolak di luar sistem).

F. Artificial Sistem

Sistem yang meniru kejadian dalam alam. Sistem ini dibentuk berdasarkan kejadian di alam di mana manusia tidak mampu melakukannya. Dengan kata lain tiruan yang ada di alam. Contoh :

- Sistem AI, yaitu program komputer yang mampu membuat komputer seolah-olah berpikir.

- Sistem robotika.

- Jaringan neutral network.

G. Natural Sistem

Sistem yang dibentuk dari kejadian dalam alam. Contoh : laut, pantai, atmosfer, tata surya, dll.

H. Manned Sistem

Sistem penjelasan tingkah laku yang meliputi keikutsertaan manusia.Analisis dan Perancangan Sistem Halaman 7 dari 9 Sistem ini dapat digambarkan dalam cara-cara sebagai berikut :

  • H.1. Sistem manusia-manusia. Sistem yang menitik beratkan hubungan antar manusia.
  • H.2. Sistem manusia-mesin. Sistem yang mengikutsertakan mesin untuk suatu tujuan.
  • H.3.Sistem mesin-mesin.Sistem yang otomatis dimana manusia mempunyai tugas untuk memulai dan mengakhiri sistem, sementara itu manusia dilibatkan juga untuk memonitor sistem. Mesin berinteraksi dengan mesin untuk melakukan beberapa aktifitas. Pengotomatisan ini menjadikan bertambah pentingnya konsep organisasi, dimana manusia dibebaskan dari tugas-tugas rutin atau tugas-tugas fisik yang berat. Perancang sistem lebih banyak menggunakan metode " Relatively Closed dan Deterministik Sistem ", karena sistem ini dalam pengerjaannya lebih mudah meramalkan hasil yang akan diperoleh dan lebih mudah diatur dan diawasi. Contoh : Pada bidang sistem informasi, faktor komputer dan program komputer biasanya " Relatively Closed dan Deterministik ", tetapi faktor manusia sebagai pengelolanya adalah " Open dan Probabilistik Sistem ".

Metode Sistem

Dalam system terdapat berbagai metode yang dapat dilaakuakan yakni dengan berbagai mecama diantaranya:

A. Blackbox approach.

Suatu sistem dimana input dan outputnya dapat didefinisikan tetapi prosesnya tidak diketahui atau tidak terdefinisi. Metode ini hanya dapat dimengerti oleh pihak dalam ( yang menangani ) sedangkan pihak luar hanya mengetahui masukan dan hasilnya. Sistem ini terdapat pada subsistem tingkat terendah.

Contoh : bagian pencetakan uang, proses pencernaan.

masukan yangsudah terdefinisi pengolah yang tidak terdefinisi keluaran yang sudah terdefinisi

B. Analityc Sistem.

Suatu metode yang mencoba untuk melihat hubungan seluruh masalah untuk menyelidiki kesistematisan tujuan dari sistem yang tidak efektif dan evaluasi pilihan dalam bentuk ketidak efektifan dan biaya.Dalam metode ini beberapa langkah diberikan seperti di bawah ini :

a. Menentukan identitas dari sistem.

- sistem apa yang diterapkan

- batasannya

- apa yang dilaksanakan sistem tersebut

b. Menentukan tujuan dari sistem.

- output yang dihasilkan dari isi sistem

- fungsi dan tujuan yang diminta untuk mencoba menanggulangi lingkungan

c. Bagian-bagian apa saja yang terdapat dalam sistem dan apa tujuan dari masing-masing bagian tersebut.

- tujuan masing-masing bagian sistem harus jelas.

- cara apa yang digunakan subsistem untuk berhubungan dengan subsistem lain

d. Bagaimana bagian-bagian yang ada dalam sistem itu saling berhubungan menjadi satu kesatuan.( MANAJEMEN USER ANALIS SISTEM PROGRAMMER )

  1. Pengertian Informasi.

Didalam organisasi sangat penting dalam mengelola sumberdaya-sumberdaya utama seperti buruh, dan bahan mentah, tapi saat ini informasi juga merupakan sumberdaya yang tidak kalah pentingnya harus dikelola. Para pembuat keputusan memahami bahwa informasi tidak hanya sekedar produk sampingan bisnis yang sedang berjalan, namun juga sebagai bahan pengisi bisnis dan menjadi faktor kritis dalam menentukan kesuksesan atau kegagalan suatu usaha. Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi. Sehingga informasi merupakan salah satu bentuk sumber daya utama dalam suatu organisasi yang digunakan oleh manager untuk mengendalikan perusahaan dalam mencapai tujuan.

Definisi informasi adalah : data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.

· Data adalah : kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian–kejadian dan kesatuan yang nyata. Atau

· data adalah : representasi dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, mahasiswa, pelanggan), hewan, peristiwa, konsep, keadaan dll, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya.

Metode pengumpulan data / Informasi

1. Pengamatan langsung

2. Wawancara

3. Perkiraan koserponden

4. Daftar pertanyaan

Siklus informasi :

Data yang masih merupakan bahan mentah yang harus diolah untuk menghasilkan informasi melalui suatu model. Model yang digunakan untuk mengolah data tersebut disebut model pengolahan data atau dikenal dengan siklus pengolahan data (siklus informasi).

Kebutuhan informasi didasarkan pada :

1. Kegiatan bisnis yang semakin komplek.

2. Kemampuan komputer yang semakin meningkat.

Output komputer berupa informasi dapat digunakan oleh manager, non manager ataupun perorangan dalam suatu perusahaan.

Kualistas informasi tergantung pada tiga hal yaitu :

1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Dalam prakteknya, mungkin dalam penyampaian suatu informasi banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak isi dari informasi tersebut. Komponen akurat meliputi :

- Completeness, berati informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.

- Correctness, berati informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kebenaran.

- Security, berati informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki keamanan.

2. Tepat waktu, informasi yang diterima harus tepat pada waktunya, sebab informasi yang usang (terlambat) tidak mempunyai niali yang baik, sehingga bila digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan akan dapat berakibat fatal. Saat ini mahalnya nilai informasi disebabkan harus cepatnya informasi tersebut didapat, sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya.

3. Relevan, informasi harus mempunyai manfaat bagi si penerima. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. Misalnya informasi mengenai sebab-musabab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan.

4. Ekonomis, informasi yang dihasilkan mempunyai manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan

biaya mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya

dengan satuan nilai uang tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.

  1. Pengertian System Informasi.

Ciri utama sistem informasi adalah distribusi dan interaksi basis data. Sistem informasi merupakan kesatuan elemen yang tersebar dan saling berinteraksi yang menciptakan aliran informasi. Proses interaksi tersebut berupa proses data dengan cara pemasukan, pengolahan, integrasi, pengolahan, komputasi atau perhitungan, penyimpanan, serta distribusi data atau informasi.
Perlu dibedakan antara data dan informasi. Data merupakan fakta yang ada dan melekat pada suatu obyek seperti nilai, ukuran, berat, luas, dan sebagainya. Sedangkan informasi merupakan pengetahuan tambahan yang diperoleh setelah dilakukan pemrosesan dari data tersebut. Nilai suatu informasi amat bergantung dari pengetahuan yang dimiliki oleh pengguna.

Dengan kata lain informasi merupakan sekumpulan data yang relevan dan berkaitan (sesuai dengan tingkatan validitas dan reliabilitasnya), yang diolah dan diproses menjadi bentuk yang mudah dipahami, disukai, dan mudah diakses. Pengguna bebas memanfaatkan informasi sebagai pengetahuan, dasar perencanaan, landasan pengambilan keputusan, sampai kepada hal yang sederhana seperti hiburan.

Menurut pendapat para ahli yakni salah satu professor di UGM bhawa system informasimenyiratkan suatu pengumpulan datayang terorganisasi beserta tatacara penggunaanya yang mencakup lebih jauh dari pada sekedar penyajian. Istilah tersebut menyiratkan suatu maksud yang ingin dicapai dengan jalan memilih dan mengatur data serta menyusun tatacara penggunaanya. Keberhasilan suatu informasi yag diukur berdasarkan maksud dan pembutannya yang tergantung pada tiga factor utama yaitu keserasian dan mutu, pengorganisasian data dan tata cara pengguanaanya. ( cook, 1977. “ Seminar nasional plantagama, fakultas pertanian UGM.” 27 oktober 1990. )

Setiap orang berkepentingan dalam penanganan dan penganlisisan data yang terujukan dengan suatu matra tertentu. ( ruang, waktu dan/ atau lingkungan ) memerlukan suatu system informasi. Mereka itulah pengelola lhan dan sumberdaya, penelitipasar. Perencana, administrator, pembuat kebijkan dsb. ( Copock & Anderson, 1987 ) fungsi dalam suatu system informasi ialah meningkatkan kesangguan seorang pengguna mebuat keputusan dalam penelitian, perencana, dan pengelolahan ( Smith al.,1987).

Dlam Hal ini ada beberapa komponen dalam system informasi yaitu.

Komponen Sistem Informasi

· Komponen sistem informasi yang disebut blok bangunan yaitu : blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data dan blok kendali. Ke-enam blok tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya.

· Blok masukan mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi, termasuk metode dan media untuk memperoleh data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen dasar.

· Blok model terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi/mentranspormasi data masukan dan data yang tersimpan dalam basis data untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

· Blok keluaran produk dari sistem informasi adalah keluaran berupa informasi yang berkualitas.

· Blok teknologi merupakan kotak alat (tool-box) dalam sistem informasi. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama yaitu teknisi(brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Teknisi dapat berupa orang-orang yang mengetahui teknologi dan membuatnya beroperasi (operator komputer, pemrogram, operator pengolah data, spesialis telekomunikasi, analis sistem). Teknologi perangkat lunak berupa aplikasi-aplikasi perangkat lunak (program). Teknologi perangkat keras berupa teknologi masukan (semua perangkat yang digunakan untuk menangkap data seperti : keyboard, scanner, barcode), teknologi keluaran (perangkat yang dapat menyajikan informasi yang dihasilkan seperti : monitor, printer), teknologi pemroses (komponen CPU), teknologi penyimpanan (semua peralatan yang digunakan untuk menyimpan data seperti : magnetik tape, magnetik disk, CD) dan teknologi telekomunikasi (teknologi yang memungkinkan hubungan jarak jauh seperti internet dan ATM)

· Blok basis data merupakan kumpulan dari file data yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar dapat diakses dengan mudah dan cepat.

Ada beberapa Jenis-jenis Sistem Informasi

Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan bisnis. Sistem informasi dapat dibagi menjadi beberapa bagian

1. Transaction Processing Systems (TPS)

TPS adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi. TPS berfungsi pada level organisasi yang memungkinkan organisasi bisa berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Data yang dihasilkan oleh TPS dapat dilihat atau digunakan oleh manajer.

2. Office Automation Systems (OAS) dan Knowledge Work Systems (KWS)

OAS dan KWS bekerja pada level knowledge. OAS mendukung pekerja data, yang biasanya tidak menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya menganalisis informasi sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum menyebarkannya secara keseluruhan dengan organisasi dan kadang-kadang diluar organisasi. Aspek-aspek OAS seperti word processing, spreadsheets, electronic scheduling, dan komunikasi melalui voice mail, email dan video conferencing. KWS mendukung para pekerja profesional seperti ilmuwan, insinyur dan doktor dengan membantu menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka mengkontribusikannya ke organisasi atau masyarakat.

3. Sistem Informasi Manajemen (SIM)

SIM tidak menggantikan TPS , tetapi mendukung spektrum tugas-tugas organisasional yang lebih luas dari TPS, termasuk analisis keputusan dan pembuat keputusan. SIM menghasilkan informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, dan juga dapat membatu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi (basis data).

4. Decision Support Systems (DSS)

DSS hampir sama dengan SIM karena menggunakan basis data sebagai sumber data. DSS bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan.

5. Sistem Ahli (ES) dan Kecerdasan Buatan (AI)

AI dimaksudkan untuk mengembangkan mesin-mesin yang berfungsi secara cerdas. Dua cara untuk melakukan riset AI adalah memahami bahasa alamiahnya dan menganalisis kemampuannya untuk berfikir melalui problem sampai kesimpulan logiknya. Sistem ahli menggunakan pendekatan pendekatan pemikiran AI untuk menyelesaikan masalah serta memberikannya lewat pengguna bisnis. Sistem ahli (juga disebut knowledge-based systems) secara efektif menangkap dan menggunakan pengetahuan seorang ahli untuk menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu organisasi. Berbeda dengan DSS, DSS meningalkan keputusan terakhir bagi pembuat keputusan sedangkan sistem ahli menyeleksi solusi terbaik terhadap suatu masalah khusus. Komponen dasar sistem ahli adalah knowledge-base yaikni suatu mesin interferensi yang menghubungkan pengguna dengan sistem melalui pengolahan pertanyaan lewat bahasa terstruktur dan anatarmuka pengguna.

6. Group Decision Support Systems (GDSS) dan Computer-Support Collaborative Work Systems (CSCW)

Bila kelompok, perlu bekerja bersama-sama untuk membuat keputusan semi-terstruktur dan tak terstruktur, maka group Decision support systems membuat suatu solusi. GDSS dimaksudkan untuk membawa kelompok bersama-sama menyelesaikan masalah dengan memberi bantuan dalam bentuk pendapat, kuesioner, konsultasi dan skenario. Kadang-kadang GDSS disebut dengan CSCW yang mencakup pendukung perangkat lunak yang disebut dengan “groupware” untuk kolaborasi tim melalui komputer yang terhubung dengan jaringan.

7. Executive Support Systems (ESS)

ESS tergantung pada informasi yang dihasilkan TPS dan SIM dan ESS membantu eksekutif mengatur interaksinya dengan lingkungan eksternal dengan menyediakan grafik-grafik dan pendukung komunikasi di tempat-tempat yang bisa diakses seperti kantor. Contoh sistem informasi antara lain :

1. Sistem reservasi penerbangan, digunakan dalam biro perjalanan untuk melayani pemesanan/pembelian tiket.

2. Sistem POS (Point Of Sale) yang diterapkan di pasar swalayan dengan dukungan barcode reader untuk mempercepat pemasukan data.

3. Sistem layanan akademis yang memungkinkan mahasiswa memperoleh data akademis dan mendaftar mata kuliah yang diambil pada tiap semester.

4. Sistem penjualan secara kredit agar dapat memantau hutang pelanggan yang jatuh tempo.

5. Sistem smart card yang dapat digunakan tenaga medis untuk mengetahui riwayat penyakit pasien.

4. Pengertian Tanah

Tanah adalah aset masyarakat, aset rakyat, aset bangsa Pengaturan penggunaan tanah selalu harus berdampingan/terkait dengan pengaturan penguasaan tanah. Pola tata guna tanah yang terbentuk adalah seiring dan sejalan dengan pola penguasaan tanah pada masyrakatnya sendiri dan pemerintah sendiri.

5. Sistem Informasi Tanah

Suatu informasi Tanah, merupakan suatu pengumpulan data yang terorganisasi beserta tatacara penggunaan tanah yang mencakup lebih jauh bgaiaman penyajian dan penggunaan tanah tersebut dalam suatu system. Dalam system informasi tanah terdiri dari Sistem informasi terdiri dari Non Spatial Information System dan Spatial Information System (SIS). Sedangkan SIS terbagi dua menjadi Non Resorce SIS dan Resource SIS. Kemudian Resource SIS terbagi dua lagi, yaitu Geographical Information System (GIS)dan Land Information System (LIS).

Kekisruhan masalah pertanahan di Indonesia bermula dari belum menyatunya sistem kadastral perpajakan (fiscal-cadastre) yang digunakan untuk menarik pajak bumi dan bangunan (PBB) - yang ada di bawah Dirjen Pajak dan Pemda - dengan kadastral batas hak (right-cadastre) yang ada di bawah Badan Pertanahan Nasional (BPN). Lebih jauh lagi, baik data BPN maupun PBB ternyata hanya pada tanah pribadi, belum mencakup tanah-tanah tak bertuan (tanah negara) atau tanah adat (ulayat) seperti yang ada di bantaran sungai atau kawasan hutan.

Walhasil, seseorang yang ”menghidupkan” tanah tak bertuan, dia cukup meminta izin dan membayar Biaya Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Bagi pemerintah, tanah negara yang tidak dipakai, tidak menjadi fasilitas umum serta tidak di kawasan lindung, dianggap lebih produktif kalau menghasilkan PBB. Maka siapapun yang mau membayar BPHTB diberi hak menguasai atau memiliki tanah tersebut. Dan karena tidak ada sistem yang mengawasi bila tanah itu cuma jadi objek investasi (lahan tidur), maka di Indonesia ini ada cukup banyak tanah-tanah terlantar atau sebatas disewakan ke petani penggarap. Selama si pemilik membayar PBB, pemerintah menganggap sudah beres.

Maka dari itu pemerintah memberikan terobosan baru dimana dalam hal ini ada salah satu cara diantaranya agar tanah bisa terkelola dengan baik yakni Sistem Informasi Data Spasial Pertanahan (SIDSP) pada dasarnya bertujuan untuk memberikan informasi kepada pengguna tentang data spasial (peta) yang dapat diakses melalui web. Peta ini tidak hanya berupa gambar saja, melainkan dapat memberikan informasi didalamnya. Hal ini akan memberikan kemudahan kepada pengguna untuk mengakses database secara keruangan dengan berbagai macam tema.

Penggunaan data spasial berupa peta dewasa ini sangat dibutuhkan untuk berbagai keperluan, seperti pengembangan dan perencanaan wilayah, manajemen sumberdaya alam, berbagai penelitian, dan yang tak kalah pentingnya di bidang pertanahan. Namun demikian informasi keberadaan dan ketersediaan data spasial yang dibutuhkan oleh user masih kurang. Penyebaran informasi data spasial yang selama ini dilakukan masih menggunakan media yang telah ada, seperti cetak peta (hardcopy), CD (softcopy), dan media penyimpanan lain yang dirasa masih kurang.

Sejalan dengan perkembangan media internet yang semakin pesat, memungkinkan penyedia jasa informasi data spasial dapat menggunakan media ini untuk menyebarluaskan informasi data spasial yang ada. Dengan menggunakan media internet – seperti website – pengguna dapat secara langsung mencari dan melihat informasi data spasial yang tersedia tanpa harus mendatangi tempat penyedia jasa tersebut.

Aplikasi yang dapat digunakan untuk mendukung pemetaan online (webmapping) dewasa ini sudah cukup banyak tersedia baik yang komersial maupun open source. Dalam pengembangan SLIM di Sleman ini aplikasi yang digunakan adalah dengan MapServer yang merupakan aplikasi di bidang penginderaan jauh dan sistem informasi geografi yang mengulas cukup banyak.
MapServer merupakan sebuah program aplikasi SIG berbasis web yang open source, yang secara teknis diartikan sebagai perangkat lunak yang menyediakan kode sumber (source code) untuk dimodifikasi dan didistribusikan kepada publik. MapServer merupakan salah satu contoh proyek Aplikasi Open Source (AOS) yang cukup berhasil karena didukung oleh dana dan komunitas yang loyal.MapServer merupakan salah satu aplikasi pemetaan online (webGIS) yang dikembangkan oleh Universitas Minnesota, NASA, dan Departemen Sumberdaya Alam Minnesota (Minnesota Department of Natural Resoueces). MapServer dapat dijalankan pada beberapa sistem operasi yaitu Unix/Linux, MacOS dan Windows.(bhi)

Untuk menjaga agar tanah dikelola secara tepat, dewasa ini tersedia setidaknya tiga teknologi yakni:

(1) fotogrametri-surveying;

(2) remote sensing;

(3) land information system.

(1) Fotogrametri surveying digunakan untuk memetakan klaim-klaim kepemilikan tanah sehingga tidak sekedar verbal namun jelas fisiknya di lapangan. Pertama-tama, dilakukan pemotretan udara skala besar atas kawasan tersebut. Dari foto udara ini dibuat foto tegak (ortofoto) untuk memplot batas-batas klaim pemilik tanah. Ortofoto dan batas-batas ini lalu diumumkan minimal dua bulan di kantor pemerintah setempat. Pada masa kini, data semacam ini dapat ditayangkan di internet – mirip yang ada dalam bentuk yang lebih sederhana di Google Earth.

Bila tidak ada komplain, maka setelah dua bulan klaim itu dapat dinyatakan sah. Bila ada sengketa, maka dilakukan penegasan batas (ajudikasi) di lapangan, di mana kedua belah pihak bertemu, sepakat, untuk kemudian dibuat berita acara.

Pada awalnya, batas-batas tanah hanya menggunakan tanda-tanda fisik di alam, seperti pagar, patok atau pohon tertentu. Tanda-tanda seperti ini mudah rusak, hilang, atau dipindahkan. Batas yang tidak bisa dimanipulasi adalah titik-titik koordinat yang tertuang dalam buku tanah di BPN – dan salinannya dapat dikeluarkan berupa surat sertifikat tanah. Titik-titik koordinat ini dapat diukur secara fotogrametris atau terestris dengan alat-alat surveying seperti total station atau global positioning system (GPS). Jika titik-titik ini memiliki referensi yang sama, kapan saja mereka dapat direkonstruksi posisinya dengan alat GPS.

(2) Remote Sensing atau penginderaan jauh (inderaja) digunakan untuk memantau penggunaan lahan dari waktu ke waktu. Berbeda dengan fotogrametri yang fokus ke geometri, inderaja lebih fokus pada informasi fisis, semisal liputan lahan atau kesuburan vegetasi di atasnya. Karena inderaja dari satelit umumnya lebih murah dari foto udara, maka ia dapat dilakukan secara berkala (misal setiap musim), sehingga dapat ditemukan tanah-tanah terlantar yang tidak produktif – yang umumnya tanah-tanah yang dikuasai seseorang namun tak termanfaatkan.

(3) Sistem Informasi Pertanahan atau Land Information System (LIS) adalah sistem database tersentral yang mengelola data-data tanah, meliputi koordinat batas-batasnya, penggunaan lahannya beserta sejarah kepemilikannya. Di negara-negara maju, LIS ini terintegrasi dengan suatu jaringan infrastruktur data spasial nasional (NSDI) yang juga dapat diakses oleh dinas tata ruang, perpajakan, bank, notaris, pengadilan bahkan lembaga yang menangani bencana alam. LIS merupakan sistem informasi tunggal untuk seluruh data pertanahan. Setiap orang yang akan bertransaksi tanah seketika dapat mengetahui status tanah yang dimaksud. LIS dapat mencegah sebuah tanah untuk dijual atau diagunkan berulang. Bahkan LIS dapat digunakan untuk mencegah pemberian izin atau konsesi yang tumpang tindih (misalnya antara hutan lindung dan pertambangan).

LIS juga dapat membantu mendata dengan cepat tanah-tanah yang harus dibebaskan untuk suatu proyek publik (misalnya pengadaan tanah untuk sekolah, saluran pencegah banjir atau pengadaan makam). Kalau LIS ini digunakan oleh pemerintah yang menerapkan syariat Islam, LIS ini dapat digunakan untuk memantau tanah pertanian yang terlantar lebih dari tiga tahun (sehingga menurut syariat Islam harus disita oleh negara), atau mendeteksi kemungkinan penyewaan tanah pertanian bila tanah itu dimiliki seseorang yang domisilinya sangat jauh.

Sistem administrasi pertanahan terpadu akan memudahkan negara merencanakan kawasan pertanian pangan - termasuk alih fungsinya, menghitung subsidi penggarapan lahan atau zakat untuk komoditi pertanian tertentu, hingga membuat perencanaan ruang yang lebih rapi. Kota-kota peninggalan masa khilafah (seperti Cordoba) dikenal rapi. Kota dari abad-8M ini bahkan sudah memiliki drainase yang baik. Ini hanya bisa dilakukan bila ada sistem pertanahan yang relatif rapi, yang teknologi saat ini semestinya lebih mendukung lagi.

Insya Allah dengan sistem pertanahan syari’ah, yang dilaksanakan oleh aparat yang amanah dan kafaah (capable), serta didukung dengan teknologi pertanahan yang tepat, kisruh pertanahan di masa depan tidak terjadi lagi.

BAB III

PENUTUP

  1. Kesimpulan

Sistem informasi tanah sangat berkaitan untuk perbaikan pada badan pertanahann nasional, maka dari itu sisteminformasi tanah sangat berperan sekali. Maka system informsi tanah dapat saya simpulkan adalah Suatu pengumpulan data dan pemasukan data, yakni mengenai data pertanahan dimana dalam hal ini harus diterpakan dengan metoed system informasi.

Kesimpulan utama dari kajian ini adalah Yang diperlukan adalah konsistensi dari pemerintah pusat untuk melaksanakan atau menrapkan system informasi itu dengan sebenar-benarnya. Maka disarankan agar program-program penanggulangan mengenai system informasi tanah ini bisa dijalankan tanpa adanya

  1. Saran

Penulis mengharapkan dengan adanya makalah ini maka bisa memupuk kita sebagai masyarakat mau berpartisipasi dalam pengelolahan system informasi tanah diamana perlu agar system ini bisa berjalan dengan efektif dan efisien. karena ini sangat perlu demi kemajuan bangsa khusunya tidak adany peramsalahn dalam masalah pertanhan.

Apabila dalam makalah ini masih ada kekurangan penulis mengharapkan saran yang membangun agar inibisa meningkatkan jiwa penulis sendiri untuk manghasilkan makalah yang baik untuk kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

  • cook, B.G. 1977. Land resource informations system : use And display. Dalam : A.W. Moore & S.W. Bie (eds ). Use Of soil information System. Center or Agric. Publ. And Documention. Wageningen. H 37-43.
  • Coppcok, T., & Anderson. 1987. Editorial Review. Int. J. Geographycal Information Systems. 1 ( 1 ) : 3-11.
  • Husein, muhamad Fakhri dan Amin wibowo. (2000) Sistem informasi manajemen. Jakarta ; Hut mencerdaskan bangsa
  • Kartasapoetra, G. Dkk. (1991). Hukum Tanah: Jaminan UUPA bagi Keberhasilan Pendayagunaan Tanah. Jakarta: Rineka Cipta.
  • Soetomo. (2000). Politik dan Administrasi Pertanahan. Malang: FIA Universitas Brawijaya.

Kajian dan Artikel

Rabu, 01 Juli 2009

Membangun Sistem Informasi Pertanahan

  • (http://tanahkoe.tripod.com/bhumiku/id11.html)

·

· Http://Slim.Slemankab.Go.Id/?Page_Id=134

1 komentar: